Sebagai salah satu olahraga yang sangat diminati setiap lapisan masyarakat, sepak bola memang selalu mengundang atensi banyak orang mulai dari anak-anak hingga dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Setiap kompetisi sepak bola pastilah selalu banyak diperbincangkan, baik kompetisi lokal, nasional, maupun internasional. Namun, dari banyaknya kompetisi sepak bola yang ada, Piala Dunia lah yang menjadi ajang kompetisi sepak bola tertinggi. Di tahun ini, Piala Dunia terselenggara di Qatar. Banyak sekali kejutan yang dihadirkan mulai dari babak gugur. Namun, dibalik keseruan Piala Dunia, ada yang namanya kutukan dan mitos yang terus terjadi dalam sejarah gelaran piala dunia.
Jika Anda adalah penggemar sepak bola dan mengikuti berita atau cerita-cerita menarik tentang dunia sepak bola, tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan desas desus mengenai kutukan dan mitos yang berkembang di masyarakat tentang Piala Dunia.
Banyak orang yang mempercayai mitos tersebut. Sebab, sejauh ini, hal yang dianggap mitos tersebut selalu terjadi ketika gelaran piala dunia berlangsung. Mungkin kita bisa menganggapnya sebuah kebetulan. Namun, bagi mereka yang mempercayai mitos, akan menganggap sebagai kutukan yang tak bisa dibebaskan.
Penasaran dengan apa saja kutukan dan mitos yang terus terjadi dalam sejarah gelaran piala dunia? Dengan menemukan artikel ini, Anda sangat beruntung, karena di sini akan diuraikan mengenai kutukan dan mitos tersebut. Jadi silahkan simak baik-baik.
Kutukan dan Mitos yang Terus Terjadi dalam Sejarah Gelaran Piala Dunia
Mitos dan kutukan, memang sangat kental sekali dengan kehidupan manusia. Kita sebagai orang Indonesia, telah lama hidup berdampingan dengan kutukan dan mitos yang bahkan sampai sekarang masih ada, bahkan terus-terusan dipercaya oleh masyarakat.
Namun, pernahkah Anda mendengar mengenai mitos dunia tentang kompetisi sepak bola tertinggi? Seperti terdengar agak konyol memang, tapi hal itu benar-benar ada dan banyak orang yang percaya juga.
Gelaran piala dunia memang menjadi satu ajang bergengsi yang tidak semua negara memiliki kesempatan untuk berlaga di kompetisi ini. Setiap negara harus berjuang keras untuk dapat mendapatkan tiket bermain ke Piala Dunia.
Kompetisi sebesar ini, memiliki kutukan dan mitos yang dipercaya oleh banyak orang. Apa saja kutukan dan mitos yang ada pada gelaran piala dunia?
- Inggris Tidak Pernah Juara Piala Dunia Lagi
Tahukah Anda, bahwa kutukan dan mitos pernah menimpa Timnas Inggris? Negara Inggris ini sebelumnya pernah memenangkan piala dunia pada tahun 1966. Saat itu, mereka mampu membuat Jerman barat bertekuk lutut dengan skot 4-2.
Sebelum skot 4-2, kedua tim tersebut sempat bermain imbang 2-2. Akan tetapi, saat itu, Timnas Jerman Barat protes pada keputusan wasit yang memimpin jalannya pertandingan karena telah mengesahkan gol Geoff Hurst, karena menurut mereka, bola belum melewati garis gawang.
Karena insiden itulah, Jerman Barat mengutuk Inggris tidak akan pernah lagi juara Piala Dunia. Dan hingga saat ini, Inggris pun belum mampu lagi meraih gelar Piala Dunia.
- Kutukan Ranking Pertama FIFA
Kutukan dan mitos selanjutnya adalah, kutukan tim yang menempati rangking pertama FIFA. Kutukan ini pun pernah diterima beberapa timnas, salah satunya adalah timnas Jerman pada Piala Dunia 2018.
Pada saat itu, Jerman menjadi negara yang menduduki rangking pertama FIFA. Ketika menempati rangking pertama FIFA tersebut, Jerman harus gugur di fase grup F saat itu.
- Juara Bertahan Selalu Gugur Di Piala Dunia Selanjutnya
Mitos dan kutukan ini menjadi kutukan yang paling terkenal. Kutukan ini berlaku bagi juara Piala Dunia edisi sebelumnya, yang mana, juara sebelumnya pasti akan gagal pada Piala Dunia selanjutnya.
Kutukan ini pernah berlaku pada beberapa juara bertahan seperti Jerman, Spanyol, Italia, Prancis, Brazil, dan banyak lagi.
Ternyata, kutukan ini berawal dari Prancis yang menang dalam piala dunia 1998 namun kalah saat Piala Dunia 2002.
- Juara Piala Konfederasi Selalu Gagal di Piala Dunia
Kutukan dan mitos yang terus terjadi dalam sejarah gelaran piala dunia selanjutnya adalah siapapun yang menang dan menjadi juara di Piala Konfederasi, pasti akan gagal di Piala Dunia.
Piala Konfederasi merupakan turnamen pemanasan sebelum dilangsungkannya Piala Dunia. Turnamen ini diselenggarakan setahun sebelum Piala Dunia.
Piala Konfederasi ini, mempertandingkan juara-juara dari 5 benua yakni AFC (Asia), CONMBEOL (Amerika Selatan), COONCACAF (Amerika Utara dan Tengah), serta CAF (Afrika). Mereka pun juga mengundang juara UEFA.
Para pemenang di Piala Konfederasi ini belum pernah memenangkan Piala Dunia. Dan kutukan tersebut bermula dari Brazil yang menang pada Piala Konfederasi 1997 namun gagal pada Piala Dunia 1998. Terakhir terjadi pada Timnas Jerman, mereka menang Piala Konfederasi danmun gagal ketika Piala Dunia 2018.