- Path
Media sosial satu ini dikhusukan untuk berbagi gambar dan pesan. Path pertama kali menyapa penggemarnya pada 2010 untuk gadget handphone.
Uniknya dari aplikasi Path ini yang masih diingat adalah pengguna bisa berbagi momen-momen kehidupan sehari-hari kepada 150 teman. Menarik bukan ?
Jika melihat sosok pendiri media sosial satu ini, para pendiri Path tak lain adalah mantan Manajer Produk Facebook, Dave Morin, Shawn Fanning, dan Dustin Mierau pada 2010.
Tak sama dengan Facebook yang tak membatas jumlah anggota, Path lebih kepada media sosial pribadi karena hanya bisa menambahkan 50 orang dekat semata.
Selama hadir 8 tahun lamanya, Path sukses memiliki pengguna lebih dari 50 juta. Path berhasil mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dengan valuasi USD500 juta.
Bahkan, perusahaan raksasa Google sempat ingin membelinya saat Path diumur satu tahun. Namun seiring berjalannya waktu, media sosial ini tak dapat bersaing melawan Facebook.
Sebenarnya, Path telah banyak melakukan berbagai cara untuk bisa menyelamatkan perusahaanya. Salah satunya, menghadirkan aplikasi terpisah bernama Path Talk.
Dimana aplikasi ini bisa menghubungkan bisnis dan pengguna. Namun disayangkanm sebagian besar gagal.
Cobaan pun silih berganti menyerang Path. Dimana Path mulai kehilangan staf dan data penggunnya hingga pada akhirnya pada 2015, Path dibeli oleh Kakao.
Namun, langkah itu tetap gagal dan Kakao akhirnya membuang aplikasi dari bisnis mereka.
Secara resmi, Path mengucapkan perpisahan dengan mengirimkan penyesalan yang mendalam di situs resminya.
Dalam keteranganya, Path menegaskan berhenti menyediakan layanan dimana perusahaan menyatakan penyesalan lantaran layanan harus ditutup setelah perjalanan panjang yang dilalui.
- Myspace
Myspace sendiri diluncurkan pada tahun 2003. Media sosial satu ini sangat populer lantaran berhasil mendapatkan 5 juta pengguna dalam kurun waktu satu tahun.
Di Myspace, selain bisa mengunggah foto dan konten, Anda juga bisa mengatur halaman profil sehingga menarik dan unik.
Namun disayangkan, dengan hadirnya Facebook kala itu menjadikan popularitasnya menurun. Dimana, selain sebagai media sosial, kala itu Myspace juga menghadirkan berita dan layanan pemutar music.
Kepopuleran Myspace pun mulai menurun manakala, sekitar 50 juta lagu hilang dari platform tersebut. lagu-lagu yang hilang tersebut tak lain adalah lagu yang diunggah dari tahun 2003 -2015.
Kondisi ini sebenarnya sudah disadari oleh banyak pengguna. Myspace pun mengakui hal tersebut dimana ada masalah yang harus segera diselesaikan.
Pada akhirnya, MySpace mengatakan, file musik yang hilang tersebut karena rusak dan tidak bisa ditransfer ke situs anyar.
Pengumuman tersebut kemudian dipasang jadi sebuah banner di website mereka dan sempat dihapus.
Masalah yang dirundung Myspace tak sampai disitu. Tepatnya pada tahun 2012, Myspace harus bertarung dengan Apple di pengadilan ihwal ikon aplikasi Apple Music.
Dari hasil persidangan tersebut, Myspace kalah dan harus rela kehilangan hak atas jutaan lagu dan mendapat kecaman para pengguna lantaran banyak lagu nostalgia di Myspace.
Hingga akhirnya, MySpace dibeli oleh Time Inc pada 2016. Masalah pun belum selesai dimana di tahun yang sama Myspace diretas oleh hacker dan data pengguna terekspos ke public.
- BlackBerry Messenger
Jauh sebelum sistem operasi Android terkenal, para pengguna smartphone di Indonesia diwarnai oleh BlackBerry. Smartphone pendukung layanan chatting ini hadir dengan nama BlackBerry Messenger.
Aplikasi BlackBerry Messenger sendiri hadir sejak tahun 2005 silam. Dimana, setiap pengguna mempunyai PIN uni yang bisa di share atau bagikan ke pengguna lain.
Pengguna pun dapat membuat group chat bersama dengan teman-teman atau keluarga. Namun disayangkan banyak aplikasi chatting sejenis dimana lebih menarik.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan kehadiran smartphone anyar seperti Samsung dengan operasi Androidnya lambat lain BlackBerry Messenger ditinggalkan penggunanya.
Apalagi layanan BlackBerry Messenger sudah bisa diunduh pada sistem operasi Androind kala itu sehingga menambah keterpurukan.
Pada akhirnya, layananan BlackBerry Messenger resmi ditutup pada 2019 lalu. Banyak pengguna yang merasa sedih atas keputusan ini karena BlackBerry Messenger sempat mewarna perjalanan hidup pengguna.
Penulis : Baims